Mikhail Walpurgis tidak pernah merasa layak menyandang gelar Pahlawan. Sebaliknya, ia membiarkan prajurit legendaris Siegfried memimpin pertempuran yang telah diramalkan melawan Sang Iblis. Keputusan itu tampaknya tepat—Siegfried lebih kuat, lebih karismatik, dan jauh lebih cocok untuk peran tersebut. Namun, dunia harus membayar mahal atas keraguan Mikhail. Siegfried gugur dalam pertempuran, pasukan hancur, dan kegelapan menyelimuti dunia.
Saat pasukan Iblis semakin mendekati sisa-sisa umat manusia, Mikhail membuat pilihan yang putus asa. Dengan menggunakan sihir kuno yang terlarang, ia memutar balik waktu, memberinya satu kesempatan terakhir untuk mengubah takdir dan menyelamatkan dunia.
Namun, Mikhail segera menyadari bahwa segalanya tidak akan semudah yang ia harapkan. Ramalan yang dulu mempersatukan bangsa-bangsa dan pasukan untuk mempersiapkan perang kini hanya dianggap mitos yang terlupakan di garis waktu ini. Para penguasa yang sebelumnya berkumpul di bawah panji Siegfried tidak lagi percaya pada pertempuran yang akan datang, dan Mikhail justru dicap sebagai orang gila karena peringatannya.
Lebih buruk lagi, ia harus menghadapi rasa bersalah dari kehidupan sebelumnya dan membuktikan bahwa dirinya layak menyandang gelar Pahlawan—sebuah gelar yang pernah ia tolak. Dengan waktu yang terbatas dan kenangan akan perang sebelumnya sebagai satu-satunya panduan, Mikhail harus merekrut sekutu, membangkitkan kembali kepercayaan yang hilang, dan mempersiapkan umat manusia untuk pertempuran yang tidak seorang pun percayai.
Comment